Rasa gundah hati terus bergejolak
Iringi syahdunya malam kemenangan
Mereka sorak sorai gembira sambut yang kan datang
Lupakan tamu agung yang pulang kembali ke titian
Entah haruskah senang atau sedih……gelombang fitrah gelayuti hati
Tapi qalbu tetap kosong tak bernurani
Sepi akan diri-Nya kah atau ……..
Sepi akan dirinya……
Gelombang otak seakan tak pernah henti
Bertafakur….temukan titik putih maupun hitam
Biarlah raga ini terus merana….rindukan-Nya
Hingga tiba saat tahu jati diri
Siapakah aku
Siapakah Rabbku
Dimanakah aku
Dimanakah Rabbku
Udara kan terus gemulai sepoi-sepoi diantara pepohonan
Penuhi ruang yang terikat waktu
Karenanya ku mampu berpikir
Olehnya ku mampu berjalan
Darinya ku mampu berbicara
Asal muasal hidup ku mampu berjalan…..ragaku mampu bertindak…
Darinya….olehnya…..dan karenanya
Sedetik udara berhenti….tak bersepoi seperti biasa…..
Matilah otak dan pikiran
Tak berdaya raga dan jiwa
Sesak…..sesak…..
Rindu akan hadirnya kembali
Karena siapakah ku hidup
Bagaimanakah ku hidup
Kenapa ku hidup
Mengapa ia menghidupiku……
Udarakah atau……..
Dari siapa udara tercipta
Tak tahu diri…..atau tak tahu menahu
Ayatnya kan selalu ada…..tapi ingkar terus merona
Setiap detik…..bahkan menit…..atau jam….
Udara tak henti hidupkan kita….
Dan udara tak pernah berhenti dari kuasa yang ia pegang
Siapa yang beri kuasa udara
Siapa yang cipta udara
Siapa yang hendak hentikan udara
Hidup kita bersama udara sepanjang waktu
Menggelayut manja raga…..
Menyelimut badan manja….
Udarakah yang menggelayut di ragamu….? Benarkah udara, atau…..
Udarakah yang menyelimut di manjamu…..? Benarkah udara, atau……
Pantaskah diri tuk berkata
Aku hamba makhluk mulia
Aku hamba makluk sempurna
Sedang udara ‘kah’ atau …. Selalu berada di antara darah mengalir
Iringi hidup hingga ia kan tiba……
Renungan malam, 5 Syawwal 1430 / 25 Sept 09
Sidoarjo…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon dicantumkan nama ya..kalo mau ngasih komentar..trims